Selasa, 17 Februari 2009

Islam untuk umat akhir zaman bukan umat sekarang (novel religi bag. 5 )

Dengan perasaan yang galau si ibu melangkahkan kakinya. Terasa berat sekali meninggalkan suami tercintanya untuk melewati malam dibalik dingin dinding penjara. Air mata benar-benar tak dapat tertahan olehnya, terlihat berulang kali sekaan sapu tangan meraih wajah yang dirundung pilu itu.

Sedangkan di luar hujan mengguyur dengan begitu derasnya. Kilatan petir menyambar langit yang terlihat gelap disertai dengan suara gemuruh yang amat menakutkan. Bintang beserta bulan bersembunyi di balik kegelapan, keduanya seperti tak berani memandang kegusaran langit malam ini.

Ibu paruh baya ini seperti tidak menghiraukan sekelilingnya. Telinganya tak mendengar gemuruh petir, kedua bola matanya seperti tidak melihat kilatan petir yang menyambar, kulit tubuhnya seperti tak merasakan derasnya hujan karena belum sedetik seluruh pakaiannya sudah basah. Ia melangkah setapak demi setapak meninggalkan kantor kepolisian tersebut.

"array ingat perkataan ayah ini '' ucap ayah sambil memegang pundak putra kesayangannya. ''janganlah kamu takut berkata untuk kebenaran, karena hidup ini adalah sebuah penghambaan kepada yang Maha Benar. Bagaimana kita menghadapkan wajah ini nanti andaikan kita membuang jubah kebenaran yang seharusnya membalut kita layaknya pakaian kebesaran para raja. Takkan pernah ada penyesalan kita pada kehidupan dunia ini apabila kita meninggalkannya dalam keadaan benar, melainkan seluruh alam pasti bersedih karena ia tidak dapat melindungi pelaku kebenaran untuk tetap tinggal bersamanya. Ada sebuah kisah pada awal penciptaan langit dan bumi, dimana keduanya saling menunjukkan kelebihannya masing-masing. Sang langit berkata kepada bumi bahwa akulah tempat dimana malaikat berada, dimana bintang dan bulan yang indah bergantung dan dimana matahari bercahaya. Kemudian sang langit menambahkan bahwa hujan turun dari diriku, keindahan ku selalu dipuja oleh penghuni bumi, bahkan mereka seperti melupakan mu wahai bumi karena kamu selalu meresahkan manusia dengan segala musibah seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan kekacauan lainnya. Bahkan manusia rela menghabiskan harta mereka hanya untuk mengunjungi ku dengan pesawat antariksanya. Sedangkan bumi bingung harus menjawab apa untuk membalas pernyataan langit yang memang di idamkan oleh bumi. Akhirnya bumi menjawab walau dengan rasa ragu, wahai langit dengarlah pernyataan ku ini. Seluruh ciptaan Allah tak ada yang berani menerima kitab suci alquran selain diriku, alquran dan kitab suci lain bersemayam ditempat ku beratus-ratus abad, sebelum kembali kepada pemiliknya yaitu Allah SWT. Aku selalu memelihara ciptaan-Nya yang sempurna yaitu manusia di atas pundakku, pada diriku terdapat manusia-manusia yang menghambakan diri kepada Allah walau ia tidak mengetahui keberadaan-Nya,yang bersujud dan rukuk walau lelah menggelayutinya. Diatas ku berdiri ka'bah rumah Allah dimana malaikatpun mengelilingi dan menjadikan kiblatnya dalam menyembah Allah. Kemudian langitpun tertunduk sesaat mendengar pernyataan bumi. Sungguh kesombongan hanya hak Allah yang Maha besar dalam penciptaan-Nya. Akhirnya bumi dan langit tak lagi mengumbar kesombongan satu sama lain, sekarang mereka bahu-membahu dalam membantu manusia untuk menyembah Allah sebagai bentuk sujud dan rukuk mereka kepada sang pemilik kebesaran.''

"ayah, memangnya ada apa sebenarnya. Kenapa baju yang ayah pakai terlihat seperti habis tercabik sehingga banyak robek disana-sini ?''ucap array karena khawatir melihat keadaan ayahnya yang terlihat kacau.

"array, ini baju kesayangan ayah. Ibu yang memberikan saat pertama kali ayah hendak mengikrarkan janji yang amat besar. Janji yang akan merubah seluruh kehidupan ayah. Janji yang menjadikan orang yang tak dikenal menjadi keluarga, dan keluarga menjadi tak dikenal. Janji yang lebih berharga dari bumi dan langit serta seisinya. Yaitu ijab-kabul saat menikahi ibu.'' ucap ayah sambil sesekali melihat bajunya dengan rasa haru.

"apa hubungannya dengan keadaan ayah sekarang ?''tanya array yang bingung atas perkataan ayah.

"array, pakaian ini ungkapan cinta ibu terhadap ayah, ibu tidak ingin ayah memakai pakaian yang tidak pantas saat bersanding bersamanya. Kemudian ijab-kabul merubah seluruh kehidupan ayah karena sebelumnya ayah tidak terikat oleh siapapun tetapi setelahnya ayah terikat oleh ibu dalam berbagai hal. Dan setelah itu maka ibu yang merupakan orang tak dikenal menjadi keluarga, dan ketika keluarga ayah membenci ibu maka mereka menjadi orang yang ayah tak kenal karena mereka tak mengenal keinginan ayah. Dan cinta ayah kepada ibu besarnya melebihi dunia dan langit serta seisinya.'' ucap ayah.

"tapi apa maksudnya,yah ?" tanya array bertambah bingung.

"array, sebenarnya ayah hanya ingin menunjukkan kebenaran. Ketika kita berucap dua kalimat syahadat dan berikrar sebagai seorang muslim. Maka Allah SWT memberikan pakaian keimanannya kepada kita agar dikenakan saat bersanding dengan-Nya. Syahadat merupakan keputusan yang sangat besar, yang akan merubah seluruh kehidupan kita yang tidak terikat menjadi terikat, menjadi keluarga dengan orang lain karena iman dan menganggap orang lain walaupun mereka keluarga juga karena iman, dan iman kepada Allah serta rosulnya lebih besar dari dunia dan langit serta seisinya. Maka teguhkanlah hatimu, walau pakaian keimanan mu harus terkoyak meski menembus kulit dari tubuh mu. Di balik aniaya kamu akan menemukan cinta, karena itulah ujian bagi pencinta, sehingga terlihat kemurnian cintanya.''

4 komentar:

  1. Assalamualaikum,
    kunjungan balik.
    lanjutkan yach menulisnya,,,.
    Sukses untuk anda,,
    Syukron

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum,
    Kunjungan balik,..
    lanjutkanya menulisnya,,
    sukses untuk anda

    BalasHapus
  3. Terima kasih, mudah-mudahan saya di beri kemampuan untuk dapat selalu menulis. Semoga anda juga tak berhenti untuk mengungkap kebenaran lewat posting di blog anda yang menurut saya syarat dengan hikmah.

    BalasHapus
  4. Bagus,,,Le...Lanjutin Ceritanya ya...
    Sukses Selalu..Ok,BoZzz

    BalasHapus