Kamis, 22 Januari 2009

Islam untuk umat akhir zaman bukan umat sekarang(novel religi)

Untaian bercak tinta ini, Irfanku kehadirat-Mu yang
"Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"(Qs.Alfatihah:3). Sebagian yang lain memuja-Mu dengan mengagungkan nama indah-Mu, sebagian yang lain bersahabat dengan maut dalam mencintai-Mu. Tapi banyak pula yang meninggalkan-Mu demi kebohongan dan kepalsuan yang nyata,"Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian"(Qs.Al asri:2), dan aku berlindung kepada-Mu atas hal yang demikian itu. Sesungguhnya tidak sedikit pun kekuasaan-Mu akan berkurang atas semua perlakuan itu.

Sastra ini milik-Mu, keindahannya kepunyaan-Mu, huruf yang terangkai semua atas kuasa-Mu, "Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya"(Qs.Al alaq:5). Tiada hak ku atas semua milik-Mu. Setiap langkah dalam hitungan detik terdapat neraca pertanggung- jawaban. "Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi"(Qs.Al fajri:14), "Dan segala sesuatu telah kami catat dalam suatu kitab"(Qs.Annabai:29), maka teguhkan hati ini untuk melangkah pasti dengan ridho-Mu, bersama kekasih-kekasih Mu "(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"(Qs.alfatihah:7).

Tuanku aku adalah hamba-Mu, tak ada keberanianku untuk taat selain kepada-Mu,ijinkan aku ucapkan salam penghormatan kepada kekasih-Mu, Muhammad SAW beserta keluarganya yang telah Engkau sucikan,"sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya"(Qs.Al Ahzab:33). "sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berucap salawat pada nabi, wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kalian pada nabi dan ucapkan salam sejahtera padanya" (Qs.al ahzab:56). Ya Allah salawat sejahtera-Mu untuk nabi Muhammad, keturunan beserta keluarganya.

"permisi...anak muda" aku sedikit tersentak, kemudian berusaha mencari asal suara tersebut, seperti dari arah belakang ucapku dalam hati. Ternyata memang benar seorang kakek tua berbaju batik yang mulai pudar warnanya terlihat hendak maju menuju baris terdepan dalam shap sholat, aku pun sedikit menyingkir untuk memberinya jalan. Siang ini terasa terik, udara dalam ruangan terasa naik setiap detiknya berbanding lurus dengan para jama'ah yang mulai berdatangan memenuhi masjid. Kipas angin berputar dengan cepat berkejaran dengan peluh para jama'ah yang terlihat mulai membasahi. Tidak sedikit pula yang terlihat mulai mengibaskan tangannya ke kiri dan ke kanan, suara gaduh masih menggema di dalam ruangan yang sedikit mulai membosankan karena ruangan yang seharusnya untuk bertaqorub berubah manjadi pasar tradisional, sinar matahari terlihat mulai memasuki area belakang masjid, seperti hendak mengingatkan jama'ah yang ada di belakang untuk mengisi shap yang di depan karena memang terlihat masih lengang, perlahan tapi pasti banyak jama'ah yang mulai memilih untuk maju kedepan. Sholat jumat belum juga dimulai karena waktu baru menunjukkan pukul 12.30 yach mungkin sebentar lagi...aduh panas..!!??

Aku kembali merenungi karya tulis religi ku yang mentok, sudah habis waktu sebulan tapi pendahuluan saja belum bisa aku selesaikan. Ehk..tiba-tiba kakek tadi mengagetkan aku, mungkin Allah mengingatkan bahwa bukan di masjid waktunya memikirkan karya tulis sebaiknya untuk riyadhoh. Terlebih lagi kehidupan yang tengah aku jalani menguras banyak pikiranku sehingga kalimat, kata, dan huruf seperti lari dan sulit dirangkaikan untuk karya tulisku.

Seperti umumnya para remaja aku masih labil dalam memandang kehidupan. Banyak realitas kehidupan yang sepertinya belum siap aku hadapi. Masa pencarian ini begitu melelahkan sampai aku tak mampu mengurus penampilan dan diri ini. Orang lain yang melihat badanku pasti akan segera ingat binatang sejenis serangga berwarna hijau yang terkenal dengan tingkahnya yang tak pernah bosan menunjuk dengan tangannya. Ayo tebak...eettt...kok jadi main teka-teki sich..? Cengcorang namanya, kecil badannya, tengil lagunya, hijau warnanya, daun makanannya, dan banyak nya..nya...lainnya...

Memang sedikit agak menyebalkan sich kalo ada yang mengatakan seperti cengcorang, karena bagaimanapun kata "cowok macho" adalah idaman setiap kaum adam di muka bumi ini tidak terkecuali aku."maka nikmat tuhan mu yang manakah yang engkau dustai"(Qs.Arrahman). Astagfirullah dalam benakku teringat itu begitu saja, mungkin karena aku sedang membuat karya tulis tentang keagamaan kali yach yang mengharuskan selalu merujuk pada ayat-ayat alquran. Anehnya aku menemui ayat tersebut terus diulang dalam surat Arrahman. Akhh berat mikirin yang gituan... Toh ulama-ulama dan para ustad yang harus memikirkannya, soalnya ada pepatah lama mengatakan "serahkan sesuatu hal pada ahlinya''.

"Allahu akbar...Allahu akbar....'' ''akhirnya adzan juga'' ucapku sambil mulai menggerutu, karena suasana di masjid sudah begitu panas, bahkan keringatku sudah ada yang jatuh tanpa sepengetahuan ku. Suara pasar tradisionalpun sekejap saja menghilang tak berbekas persis syair yang indah ini ''datang tak diundang pulang tak diantar hih...hi..hihhi..'' indahkan syairnya..

Suasana khidmat mulai menaungi kami, secara berangsur-angsur ruangan yang tadinya panas mulai terasa teduh, angin mulai menembus pori-pori kulit dikit demi sedikit, jama'ah yang sejak tadi sibuk berkipas dengan tangan mulai tidak terlihat, aneh memang tapi itulah kebesaran sang Maha Pencipta.Tentu saja bagi mereka yang mau berfikir.
"aku hadapkan wajah ini, untuk-Mu aku ruku' dan sujud".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar